Deretankisah inspiratif warga yang bisa berangkat naik haji. Semgoa bisa memotivasi rekan-rekan semua untuk terus bersemangat dan berdoa. Deretan kisah inspiratif warga yang bisa berangkat naik haji. Semgoa bisa memotivasi rekan-rekan semua untuk terus bersemangat dan berdoa. Selasa, 12 Juli 2022; Cari.
Abestu yong keker ke arah bandara simpang tiga.. alamak,.. pesawat dah nak take off--- ahkk dah terbang pulak yong lompat ke atas.. tinggi betol pesawat tu.. yong teriak ke pilot singgah sini aku nak ikot ke jepon.. pilot tu jawab tak bisa singgah do yong, kalau bisa singgah dari tadi aku cakap tunggu aje kak bengkales,.. peneng kepalo.., yong ambek tali rapia yong umban ke pesawat tu.. dan tersangkotlah tali rapia tu ke pesawat.. naek lah yong ke pesawat..
PakAbdullah Bin Endong atau yang dikenal masyarakat bengkalis dengan panggilan Yong Dollah ialah seorang seniman dari kampung halaman saya, Bengkalis. Menurut blog yang saya temukan diatas, katanya, Yong Dollah ini punya banyak cerita dan kebanyakan ceritanya berdasarkan pengalamannya sendiri berisi lelucon, lawakan, khayalan Yong Dollah.
CeritaHaji Yong & Ayah 1439H. 1,221 likes · 2 talking about this. Travelog Haji seorang anakanda bersama ayahandanya pada Zulhijjah 1439H
CERITA4 YONG DOLAH MAKAN DI RESTORAN MEWAH DI INGGRIS Yong melancong ke Inggris Yong caghi umah makan paleng beso.. Paleng mahal Nak makan sedap.. Masok restoran yong langsong disambot pelayan dan dikasi buku menu Tapi yong bingong nak mileh menu.. Pergilah yong naik haji samo rombongan dari bengkales Sampai kat mekah, yong ni
YONGDOLAH MAKAN DI RESTORAN MEWAH DI INGGRIS Yong melancong ke Inggris Yong caghi umah makan paleng beso.. Paleng mahal Nak makan sedap.. Masok restoran yong langsong disambot pelayan dan dikasi buku menu Tapi yong bingong nak mileh menu.. CERITA 5. Yong Dolah melancong ke Inggris (BAGIAN II) Yong dapat penghargaan GUINESS BOOK
. Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Yong Dolah 3. Tangganya Mana?Note; Ini adalah rangkaian cerita klasik Humor Rakyat Bengkalis. Semoga berkenan^^.Yong Dolah 1. Di sini. Yong Dolah 2. Di toyeeeb… maka tersebutlah kesah…Suatu hari. Yong Dolah merasa kelelahan setelah seharian bekerja di ladang. Ia memutuskan untuk istirahat sejenak di bawah sebuah pohon Yong harus kecewa. Ia yang sangat merasa kehausan, bibir pecah-pecah, tenggorokan kering, dan lambung yang panas Eetdah… kek iklan nyang seger-seger ntu aje^^, ternyata oh ternyata, persediaan air minumnya telah habis. Satu-satunya botol air minum yang ia bawa, hanya tersisa beberapa tetes air saja. Dan tidak menghilangkan dahaga Yong yang mata Yong bersinar terang. Di ujung sana, ia melihat satu pohon kelapa. Terpikirkan betapa segarnya air kelapa muda di saat sore nan terik ini, tenggorokan Yong bergerak membuang masa, Yong segera berlari mendekati pohon kelapa tersebut. Napas Yong terengah-engah, dan semakin menambah derita dahaganya. Sejenak Yong memandang buah kelapa yang hijau-hijau di atas sana.“Tinggi juga!” Pikir tanpa berpikir panjang Yong langsung saja memanjat pohon kelapa tersebut. Bersusah payah dalam kehausan dan kelelahan, Yong akhirnya berhasil mencapai tandan-tandan pohon kelapa begitu ia akan memetik satu butir kelapa muda, Yong terdiam seribu bahasa. Wajahnya pucat pasi. Saat melihat ke bawah, Yong begitu ketakutan. Gamang. Lututnya gemetar serasa goyah.“Maaak…” Jerit Yong setengah menangis. “Macam mano nak turun ni…?! Tangga pun tak ado!”Di atas pohon kelapa, Yong berpikir memutuskan untuk turun. Lalu berlari pulang ke rumah. Dan kembali lagi ke ladang, menuju pohon kelapa tadi dengan membawa sebuah tangga tersenyum bangga. Tangga ia posisikan ke batang kelapa. Dan lantas menaiki anak tangga tersebut. Memetik beberapa butir buah kelapa muda. Kembali turun ke bawah menggunakan tangga tersebut.“Hahaha… macam ni kan elok!” Ujar Yong sembari bertolak pinggang. “Tak payah nak manjat-manjat macam beruk! Kan ado tangga, hahaha!”Dan Yong akhirnya pulang sambil memikul tangga dan beberapa butir buah kelapa muda terikat di sisi tangga kayu tekurang, mohon maaf la ye Pakcik Makcik ^^Dan ternyata, yang baca ni cerita pasti bingung. Kok bisa?Jawabannya gampang^^. Yaa bisalah, namanya juga cerita dari Datok Yong Dolah. TULISAN INI PERTAMA KALI DIPUBLIKASIKAN DI COPASING DIIZINKAN DENGAN MENYERTAKAN URL LENGKAP POSTINGAN DI ATAS, ATAU DENGAN TIDAK MENGUBAH/MENGEDIT AMARAN INI. Ando Ajo, Jakarta 24 April Kasih Admin Kompasiana^^ Lihat Humor Selengkapnya
Tokoh itu bernama Yung Dolah, sering duduk di kedai kopi sambil minum kopi yelah, tak mungkin pulak minum jus kat kedai kopi, orang melayu menyebutnya kahwa atau “kahwe” dengan huruf “e”. Minum kopi sambil makan roti bakar di waktu pagi sebagai sarapan maupun di waktu sore melepas penat bekerja, bahkan terkadang di malam hari sambil kongkow-kongkow dengan teman-teman. Kebiasaan yang tak lepas dari budaya China dan Siam. Yung Dolah adalah nama seniman/penghibur legenda yang pernah di miliki Masyarakat Bengkalis yang hidup sekitar rentang tahun 1930-1975 tidak ada catatan sejarah yang pasti tempat dan tanggal kelahiran beliau. Menurut beberapa sumber Yung Dolah bernama asli Abdullah bin Endong masyarakat Bengkalis biasa memberikan nama yang pendek-pendek tanpa tambahan lain seperti Atan, Bidin, Selamat, Abu, Minah, Rogayah, Timah asal kata dari fatimah, daro, siti dll. Dikalangan masyarakat melayu Bengkalis dan udah lazim dengan gelar tersebut. Sedangkan Yong adalah sapaan atau gelar yang diberikan oleh orang-orang terdekat beliau, selain itu ada kat sapaan Bat biasanya sebaya umur, Wak sama dengan orang lebih tua dikit Jang biasanya panggilan sapaan ortu ke anaknya serta Pakcik sapaan buat yang dihormati atau para orang pendatang dan hubungan keluarga selain itu Encik, Makcik...sama seperti diatas. Banyak pro dan kontra keberadaan sosok ini, akan tetapi sumber dari orang-orang dahulu mengatakan beliau sangat disenangi masyarakat dikarenakan kepandainya beliau bercerita dengan ucapan verbal mengenai cerita-cerita rakyat Folk story. jadi jangan heran cerita Yung Dolah lewat tulisan kurang mengena lucunya, karena tidak ada penekanan intonasi, mimik serta jeda yang justru hilang ciri khas cerita tersebut. Bahkan keahlian Yung Dolah dalam bercerita sampai tidak mengenal batas waktu unlimited story bahkan tidak menggunakan bahan literatur Story board atau referansi, sehingga ceritanya mengalir begitu saja seperti air tanpa putus-putus, bahkan dalam satu cerita bisa dijabarkan menjadi 50 cerita baru yang saling berkaitan yang pasti lucunya sesuai dengan tingkat kepiwaian beliau menyampaikan. Bila ditelaah kisah-kisah lisan yang disampaikan Yung Dolah dalam kabar kocaknya, terlihat ada pesan yang sangat tinggi yang ingin disampaikan Yung Dolah. Paling tidak, ada beberapa nilai yang ingin disampaikan Yung Dolah dalam cerita lisannya tersebut, antara lain Pertama, Yung Dolah memperlihatkan tingginya sastra Melayu dengan menggunakan gaya bahasa hiperbola dalam cerita-ceritanya. Dalam pendekatan sastra Indonesia, penggunaan kata-kata hiperbola tidak dikategorikan sebagai ekspresi cerita yang berisi kebohongan. Dalam seluruh ceritanya, dominasi gaya hiperbola yang disuguhkan Yung Dolah justru menggunakan kata-kata yang tak lazim digunakan untuk mengekspresikan kata-kata hiperbola yang sering digunakan masyarakat pada umumnya. Dalam hal ini, Yung Dolah membuktikan diri sebagai sosok penutur cerita yang kaya dengan istilah kata hiperbola dan menunjukkan bahwa sastra Melayu memiliki gaya hiperbola yang luas dan dinamis. Untuk itu, sangatlah keliru bila banyak masyarakat yang menempatkan Yung Dolah sebagai sosok pembual yang mengisahkan cerita bohong. Hal ini dikarenakan kita tidak mengerti sastra sebagaimana yang ingin disampaikan Yung Dolah dalam cerita-ceritanya. Kedua, bila ditelaah secara seksama dari cerita-cerita yang disampaikan Yung Dolah, memperlihatkan kualitas intelektual Yung Dolah. Ia mampu mengarang cerita yang membuat pembaca dan pendengar menguras intelektualitas dan imaginasi mereka. Intelektualitas Yung Dolah bukan hanya didekati secara filosofis, akan tetapi secara matematis. Lihatlah bagaimana kualitas intelektualitas Yung Dolah tatkala ia menceritakan tentang Kapal Tanker, Tangga Sakti, Madu Lebah, Ikan Bilis, Radio Philips, Lime Meter, dan sebagainya. Tidak mungkin penutur mampu membuat cerita yang demikian bila tidak memiliki kualitas intelektual yang baik. Ketiga, pada beberapa ceritanya, Yung Dolah menitip pesan yang sangat tinggi kepada pembacanya. Pesan tersebut antara lain dapat dilihat pada beberapa cerita berikut, yaitu Pertama, Kapal Tanker mengajak kita untuk aktif, pantang menyerah, berpikir matang, dan memanfaatkan alam secara seimbang. Kedua, Anak Ayam memberikan nilai bagaimana menjadi sosok pemimpin yang ideal. Ketiga, Keker memberikan pesan agar kita mengingat jasa kedua orang tua yang telah melahirkan dan membesarkan kita dan agar masyarakat Melayu memiliki cita-cita yang tinggi meski harus diraih dengan susah payah. Bahkan, hampir semua cerita Yung Dolah memiliki pesan-pesan universal dan filofis-kritis yang demikian tinggi untuk menjadi cermin bagi pembacanya. Pesan-pesan yang disampaikan dalam cerita-cerita humornya memiliki kekuatan intelektual dan pesan moral yang tinggi. Namun, karena keterbatasan daya intelektual dan ketidakmampuan pembaca memahami substansi pemikirannya, akhirnya cerita yang disampaikan Yung Dolah hanya lebih dominan dipahami sebatas gurauan belaka. Keempat, Yong Dolah mampu menyuguhkan suatu cerita yang universal. Cerita yang disampaikannya bukan hanya dikonsumsi oleh anak-anak, akan tetapi juga orang tua, masyarakat yang berpendidikan rendah sampai intelektual di Bumi Lancang Kuning ini. Paling tidak, kehadiran bentuk sastra ala Yong Dolah merupakan media bacaan yang baik, terutama dalam kondisi masyarakat saat ini yang banyak disuguhkan bacaan-bacaan yang berkualitas rendah dan hanya mengumbar kekerasan dan seksualitas belaka. Kelima, cerita-cerita Yong Dolah memiliki kualitas humor yang tinggi, baik gaya bahasa yang disampaikan maupun orisinalitas humor yang disampaikan. Sementara, bila dibandingkan dengan banyak cerita humor yang ada saat ini yang banyak memiliki kesamaan antara satu dengan yang lain dan kurang membuat pembaca rileks dan cerdas secara intelektualitas setelah membacanya. Tatkala secara cermat ditelusuri cerita-cerita yang disampaikan Yung Dolah pada zamannya, maka kita akan teringat dengan sosok Abu Nawas yang menghias cerita di negeri Seribu Satu Malam. Pada zamannya, Abu Nawas merupakan orang cerdas yang mampu membuat sejarah masa itu menjadi lebih hidup. Kemampuan ini mungkin dapat juga disamakan dengan kepiawaian Presiden Soekarno dalam berorasi tanpa teks dengan isi pidato yang dapat membangkitkan semangat juang masyarakat. Menurut flashback sejarah sosok yong dollah ini sangat lucu secara kasat mata dengan ciri-ciri badan yang gemuk terutama perut dan pipi, kulit agak cerah, mata yang besar seperti kebanykan mata orang melayu, agak pendek dari rata-rata. Ditambah lagi ciri khasnya berpakain memakai songkok peci hitam yang kumal serta kain sarung yang selalu diikat dipinggang serta sandal jepit murahan. maklumlah orang kampung yang hidup penuh kemiskinan Tapi terakhir dari perdebatan pakar sejarah melayu pernah diteliti oleh masyarakat ahli dari Bengkalis, Pekanbaru dan jakarta sekitar tahun 2002 kalau tidak salah apakah sosok Yung Dolah benar-benar ada? Tapi menurut orang-orang melayu Bengkalis beliau memang ada, bukan fiksi, hal ini didapatkan dari cerita orang - orang tua yang pada masa itu beliau masih berumur belasan tahun, sedangkan Yung Dolah sudah berumur sekitar 60 tahunan. memang dari segi history keberadaan Yung Dolah memang agak misterius, sedangkan ahli waris beliau masih ada. Beberapa tim mahasiswa pernah menghunting berita sejarah daerah dan sempat bertemu dengan cucu atau cicit Yung Dolah disekitar Desa senggoro yang tak jauh dari kota Bengkalis, akan tetapi pihak keluarga juga terkesan tertutup dan kurang paham riwayat Yung Dolah. missing Chain atau dalam arti kata terputusnya rantai sejarah. Yung Dolah adalah Legenda Masyarakat Bengkalis, seperti halnya seniman serba bisa dari tanah seberang, pernah saya mendengar ceria dari keluarga dekat, bahwa ciri khas dari yang namanya Yong adalah, beliau tidak pernah sedikit pun ketawa, bahkan senyum apabila menyampaikan cerita lucunya...sedangkan orang lain ketawa terpingkal-pingkal sabil berurai air mata! Hahaha... Dan ciri khas lainnya adalah kalau bercerita beliau sering minta ditemankan 1-2 cangkir kopi kesukaannya, sambil bersandar ditiang kedai, tapi untuk memancing beliau becerita tidaklah gampang, harus lihat sikon alias Mood baru beliau mau bercerita.. Kadang-kadang pernah bercerita dari jam 7 pagi sampai naik siang...tau ada bahannya yang mau diceritakan...dan satu lagi kalau dia bercerita jangan dipotong oleh pendengar, kalau tidak marah besar beliau hehe, terkadang ceritanya hampir 80% rakayasa, alias pembengak! pembohong tapi orang-orang suka mendengar ocehan beliau..hehe ...sehingga ada julukan di masyarakat Melayu Bengkalis, kalau sering Berbohong dapat gelar yung dolah! Tapi yang pasti cerita beliau jangan didengar secara berat, cukup rileks aja, kerana cerita beliau hanya sekadar apresiasi seni belaka. Beberapa Kisah - Kisah Yong Dolah Kini Yung Dolah sudah tidak ada, tapi legenda hidupnya menjadi kenangan abadi sampai ke anak cucu terutama masyarakat melayu Bengkalis pada khususnya dan Melayu Riau pada Umumnya.
Jakarta Sebagian kaum muslim sangat merindukan bisa menunaikan ibadah haji. Bukan sekadar memenuhi kewajiban, bagi mereka ibadah haji adalah jawaban atas panggilan spiritual. Masalahnya, menunaikan ibadah haji atau yang populer disebut naik haji tidak bisa sewaktu-waktu. Selain ada momen khusus, naik haji ke Tanah Suci di Arab Saudi butuh biaya yang tidak sedikit seiring lokasinya yang jauh. 3 Daerah Asal Calon Haji Indonesia Terdampar di Filipina Umur 146 Tahun Masih Hidup, Mbah Gotho Sragen Ingin Mati Suwito Naik Haji Bareng 3 Istri Mereka yang tidak punya materi berlebih harus menabung. Tahun ini ada sejumlah calon haji dari berbagai daerah di Indonesia yang kisahnya menggetarkan. Mereka contoh orang-orang yang berjuang keras menabung dalam waktu lama untuk bisa berhaji. Mereka bukan orang kaya dari sisi materi, tapi kaya hati. Profesinya beragam, dari tukang parkir, tukang becak, buruh tani, juga penjahit rumahan. Untuk memenuhi panggilan ke Tanah Suci mereka pun telaten menabung. Tentu butuh waktu tidak sebentar agar bisa terkumpul biaya haji. Mereka menabung belasan tahun, bahkan ada yang menabung sejak era perang melawan Belanda. Calon haji dengan perjuangan panjang ini ada Kakek Ambari dari Cirebon, Karsim si tukang becak dari Subang, Jawa Barat, Marsini penjahit Tegal, dan Bardi tukang parkir di Yogyakarta. Penantian panjang mereka terjawab tahun ini. Kerinduan pun Ambari Menabung Sejak Zaman PerangKakek Ambari bin Ahmad 90 mengucap syukur atas kesempatannya berangkat ke Tanah Suci untuk ibadah haji tahun ini. Tubuhnya yang sudah renta tidak mematahkan niat warga Kelurahan Pelandakan, Kecamatan Harjamukti, Kota Cirebon, Jawa Barat ini untuk menunaikan ibadah haji. Keinginannya untuk berangkat ke Tanah Suci itu tertanam sejak kakek Ambari berusia 30 tahun. "Saya buat celengan dari kaleng biskuit lalu saya patri sendiri. Hasil dari panen saya masukan ke celengan, berapa pun hasilnya, mau satu sen atau satu ketip," kata buruh tani itu kepada di Cirebon, Kamis 4 Agustus 2016. Di sela perbincangan, kakek yang berprofesi sebagai buruh tani ini mencoba mengingat kembali perjalanan hidupnya mengumpulkan segala mata uang rupiah sejak zaman Presiden Sukarno. Dia menuturkan, niatnya berangkat haji termotivasi oleh ayahnya, Ahmad, yang menunaikan ibadah haji saat itu. Dari motivasinya itu, dia mulai menabung di celengan sejak 1949. Suka dukanya menabung di celengan saat itu masih diingatnya. "Sambil ikut berperang, saya juga menyempatkan diri menabung. Kalau ada penjajah Belanda, celengan saya pendam di tanah lalu saya kabur sebentar, lalu malamnya saya ambil lagi," ucap dia. Keikhlasan hati Kakek Ambari ini rupanya membuka jalannya ke Mekah. Seiring berjalannya waktu, dia pun menukarkan koin logam hasil celengannya ke toko loak atau kolektor. "Uang yang saya tabung kan sudah tidak laku di zaman sekarang, jadi saya jual ke kolektor atau ke pasar loak, dibayar dengan rupiah, kemudian saya tabung lagi. Sampai terkumpul Rp 35 juta, saya bayarkan biaya haji juga tunai dan baru tahun ini saya berangkat," ujar Parkir Naik Haji Setelah Menabung 30 TahunBardi Syafii 53 sudah lama memendam niat menunaikan ibadah haji. Bersama sang istri, Rumiyati 49, sejak 1985 ia membulatkan tekad berangkat ke Tanah Suci. Untuk itu, keduanya bekerja keras dan menyisihkan uang khusus. "Saya buka lapak jualan koran dan rokok di Mangkubumi. Dulu saya sisihkan Rp 500-Rp sedikit demi sedikit," ujar Bardi di Yogyakarta, Selasa, 2 Agustus 2016. Ia membuka lapak dari pagi sampai malam hari. Bardi pun membedakan uang yang ditabung untuk haji dan nafkah keluarga. Ia juga ingat untuk membiayai sekolah dua anaknya. "Tabungan ini di luar uang biaya sekolah anak. Anak-anak harus tetap sekolah, demi masa depan mereka," ujar dia. Adapun istrinya, Rumiyati membuka warung lotek di Jalan Mangkubumi untuk menambah tabungan pergi haji. Kerja keras pasangan itu tak selamanya mendapat dukungan oleh teman-temannya. "Ya ada ditanya, kamu dan istrimu kerja siang malam uangnya itu mau buat apa? Saya jawab mau naik haji, eh malah mereka tertawa, tetapi itu jadi pelecut semangat," kata Bardi. Untuk menambah uang tabungannya, mulai 2001 Bardi menjadi tukang parkir di kawasan Jalan Mangkubumi Kota Yogyakarta. Dari usaha ini, ia bisa mendapatkan penghasilan sekitar Rp per hari. Setiap usai menjaga parkir, ia bisa menabung Rp sampai Rp "Tidak nabung di bank, tapi uang saya simpan di kaleng," kata Bardi. Bardi menegaskan niat pergi haji memang harus dijaga benar jika ingin pergi haji. Pada 2005, ia mengingkari janjinya dengan menggunakan uang tabungan naik haji untuk bisnis properti. Bukan untung, ia malah merugi karena tanah yang dibelinya bermasalah. "Uang saya ambil Rp 40 juta. Maunya diputarkan, tapi mungkin karena sudah mengingkari janji malah jatuh rugi. Janji awalkan gunakan tabungan itu untuk naik haji malah saya gunakan bisnis," kata dia. Pengalaman itu membuat Bardi dan istrinya kembali membulatkan tekadnya seperti semula. Ia pun kembali bekerja lebih keras seraya berdoa agar diberikan kelancaran rezeki. "Niat saya kalau uang sudah terkumpul lagi, saya akan mendaftar naik haji setelah kedua anak saya lulus kuliah dan bekerja," kedua putranya lulus kuliah dari Universitas Islam Indonesia UII dan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta untuk jenjang S1. Mereka juga telah mendapatkan pekerjaan. Ia pun akhirnya sudah mendaftar haji enam tahun lalu dan berangkat tahun Rumahan Wujudkan Mimpi Ibunda BerhajiMarsini 45, warga Kejambon, Kota Tegal, Jateng, kini bisa bernafas lega. Setelah menabung selama 23 tahun lamanya, ia akan berangkat ke Tanah Suci untuk menunaikan ibadah haji pada tahun ini. Tak hanya itu, ia bahkan mengajak serta ibu kandungnya yang sudah berusia 83 tahun menunaikan ibadah haji bersama untuk menjalankan rukun Islam kelima itu. Ia mengatakan, ketekunannya menjahit sejak masih gadis dan menyisihkan sejumlah uang setiap bulan untuk menabung biaya berhaji kini membuatkan hasil. "Sudah sejak tahun 1993 lalu saya sudah mulai menekuni usaha jahit rumahan. Alhamdullilah, usaha keras puluhan tahun lalu sebentar lagi saya dan ibu kandung saya, Rastini, bisa mendapatkan kesempatan berkunjung ke rumah Allah SWT," ucap Marsini saat ditemui di kediamannya, Selasa 16 Agustus 2016. "Sepuluh tahun pertama saya menjadi penjahit rumahan, hasilnya hanya cukup untuk menutup utang dan memenuhi kebutuhan sehari-hari saja. Tapi saya bersyukur, setelah utang-utang saya lunas akhirnya uang sebesar Rp 1 juta setiap bulan sekali ditabung sudah terkumpul bisa membiayai saya berangkat haji," ucap perempuan beranak tiga ini. Dari hasil menjahit, Marsini dapat memperoleh uang lebih dari Rp 2 juta setiap bulannya. Namun, keuntungan lebih besar didapatkan saat memasuki tahun ajaran baru dan musim hajatan. "Sebagian uang hasil menjahit sengaja saya tabung untuk biaya berhaji sama ibu kandung," tutur dia. Karena usia ibu kandungnya yang sudah tua, Marsini mendaftarkan ibunya terlebih dahulu untuk berangkat haji pada 2011 lalu. Kemudian, ia bersama suaminya mendaftar haji pada 2013. Saat pemberangkatan haji tahun ini, kantor Kementerian Agama setempat menunjuk Marsini sebagai pendamping ibu kandung karena usia ibunya yang sudah lanjut. Karena itu, ia dan sang ibu bisa berangkat haji bersama. Sementara, suami Marsini harus menunggu daftar antrean keberangkatan haji dari kantor Kementerian Agama Kota Tegal. "Meskipun tidak bersama suami, saya sangat bersyukur mewujudkan keinginan ibu kandung saya berhaji. Apalagi, saya bisa bersama menemani dan menjaga ibu untuk menunaikan ibadah haji. Mimpi saya sebentar lagi terwujud, sebagai anak saya berusaha memenuhi keinginan orangtua saya yang tinggal satu-satunya ini," dia memaparkan. Selain itu, ungkapan rasa syukur Marsini juga lantaran bisa berangkat haji lebih cepat karena harus mendampingi sang ibu. Padahal sesuai kuota haji reguler, ia seharusnya baru bisa berangkat pada 2027. "Saya yakin kemudahan ini sudah menjadi takdir Allah SWT. Saya sudah siap berangkat menghadap Sang Pencipta," dia Becak Naik HajiKarsim, seorang pengayuh becak asal kampung Sidamulya, Desa Ciasem, Kecamatan Ciasem, Subang, Jawa Barat, akan berangkat ke kota suci Mekah pada musim haji tahun ini. Dia berangkat bersama istrinya, Ratimi. Keduanya akan berangkat menunaikan rukun Islam kelima pada 23 Agustus mendatang melalui embarkasi Bekasi. Karsim bisa berangkat naik haji setelah melalui proses panjang. Dia harus menyisihkan uang hasil mengayuh becak selama 15 tahun. "Setiap hari saya sebisa mungkin harus bisa menabung agar cita-cita saya dan istri terlaksana. Saya menabung per hari antara Rp 25 ribu hingga 50 ribu rupiah," kata Karsim di Subang, Selasa, 9 Agustus 2016. Sebelum terlaksana bisa membayar pembiayaan naik haji. Kekhawatiran kerap dirasakan Karsim dan istri. Sebab penghasilannya yang tidak menentu dan tidak setiap hari dia bisa mendapatkan uang dengan hitungan yang besar. "Ya begitu, kalau dapat uang lebih besar 75 persennya saya masukan ke tabungan," ujar Karsim. Saat ini setelah cita-cita hampir terlaksana untuk menjalankan ibadah haji, Karsim dan Ratimi semakin tidak sabar. Dia mengaku ingin segera untuk menjadi tamu Allah di Baitullah.* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
cerita yong dolah naik haji